Aku tahu, sudah waktunya hati ini mengucapkan perpisahan sejak pertama kali memasuki kawasan kafe yang ramai itu.
Entah aku, atau kamu, sudah
saatnya menciptakan bahagianya masing-masing.
Aku dengan pilihanku, dan kamu
dengan pilihan masa depanmu.
Banyak hal yang aku sadari dari
pertemuan 120 menit itu.
Degup jantungku sudah tidak
sekencang dulu.
Denyut nadiku sudah tak sederas
dulu.
Posisi dudukku sudah tak
segelisah dulu.
Tapi satu hal yang pasti, banyak
kata-kata yang ingin terucap dari mulut kita tapi raga tak kuasa membuka. Demi
hati seseorang agar tidak terluka.
Aku masih menyadari sorot matamu
yang sesekali memandangku ketika aku tertawa, bercerita, dan bertanya. Beberapa
juga meneliti bagaimana keadaanya sekarang. Pertanyaan kecilpun aku artikan
sebagai bentuk bahasa penuh rahasia dibalik sebuah kalimat tanya, “itu baju
gamis atau bukan?”
Terlalu banyak kalimat tanya yang
membutuhkan jawaban. Terlalu banyak kata yang menuntut ingin dijadikan sebuah
susunan. Pada akhirnya, terlalu banyak alasan yang membuat kita tetap diam.
Diam dengan memandang dan saling
berkata, semoga bahagia :)